Lim Kok Thay, Manajer Bisnis Dewa Judi Malaysia

Anda mungkin pernah menonton film komedi-drama laga God of Gambler pada tahun 90-an. Film Hongkong ini menceritakan tentang seorang “dewa judi” yang diperankan oleh Chow Yun-Fat, dan ditulis dan disutradarai oleh Wong Jing.

Di dunia nyata, sebenarnya ada “dewa judi”. Lim Kok Thay, miliader asal Negeri Jiran yang mengelola Genting Group, menerima penghargaan ini. Bisnis “maysir” yang terkandung dalam sistem ekonomi syariah telah menghasilkan pemimpin bangsa menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Bagaimanakah Lim Kok Thay, dewa judi, berhasil mendirikan perusahaan perjudian di kawasan yang mayoritas penduduknya adalah muslim? Ada baiknya kita mengetahui dari mana sosok sang dewa judi ini berasal sebelum kita membahas masalah ini.

Lim Kok Thay adalah siapa sebenarnya?
Lim adalah putra ke dua dari pendiri resor Genting Highlands, Lim Goh Tong. Ketika warga Malaysia semakin jatuh cinta dengan udara dingin di bukit, bisnis tersebut berkembang pesat. Selain itu, lokasinya sangat strategis karena dekat dengan ibu kota Malaysia.

Pendiri Genting Highlands Lim Goh Tong Lim Goh Tong membangun Genting Highlands sendiri pada tahun 1965. Itu kemudian menjadi kasino pada tahun 1971. Kasino tersebut menjadi bagian penting dari area terintegrasi Genting Highland yang terdiri dari hotel, taman hiburan, dan toko. Bahkan sekarang, kasino Genting Highlands adalah satu-satunya tempat perjudian yang diizinkan oleh hukum Malaysia.

Kawasan Genting Highlands memiliki banyak hotel, taman hiburan, tempat belanja, dan kasino karena kasino hanya untuk turis dan non-muslim. Pemerintah Malaysia telah melarang identifikasi dengan kartu penduduk warga Malaysia jika Anda adalah warga negara Malaysia dan beragama Islam.

Ketika mereka menggunakan kartu penduduk, kasino dapat mengetahui agama pengunjung dan apakah mereka warga Malaysia atau bukan. Oleh karena itu, mereka terus berpikir tentang cara menghasilkan peningkatan devisa negara tanpa melanggar aturan agama mayoritas.

Kebesaran Genting di Tangan Lim Kok Thay. Kembali ke sosok Lim Kok Thay, taipan kelahiran 16 Agustus 1951 ini kemudian mengambil alih dan mengelola bisnis sang ayah, yang meninggal dunia tahun 2007 silam. Sebelum itu, ketika Lim Goh Tong memutuskan pensiun pada Desember 2003, dia secara resmi mewariskan semua kekuasaannya kepada Lim Kok Thay. Hal ini masuk akal karena Lim Kok Thay sudah terlibat dengan bisnis sang ayah sejak tahun 1976, saat dia masih berusia 24 tahun.

Genting mengembangkan merek rekreasi seperti Resorts World, Maxims, Crockfords, dan Awana di bawah kepemimpinan Lim. Selain itu, Genting memperoleh kesuksesan setelah berkolaborasi dengan perusahaan rekreasi terkemuka, seperti Hard Rock Hotel, Outlet Premium, Synthetic Genomics, dan lainnya.

Bahkan, Lim membantu Mashantucket Pequots dalam pembangunan Foxwoods Resorts Casino di Connecticut, yang memiliki luas 340 ribu meter persegi dan menjadikannya kasino terbesar di Amerika Serikat.

Sebaliknya, dia terus berkembang dengan Resorts World Genting (sebelumnya Highland Resort), dan dengan sukses mengembangkan bisnis rintisan mendiang sang ayah menjadi resor terkenal di dunia, yang didapuk sebagai resor kasino terkemuka Asia dari tahun 2005 hingga 2010.

Resort World Genting: Lim memulai revolusi dengan membangun resor terintegrasi pertama di Pulau Sentosa, Singapura pada tahun 2006. Resor ini dibuka pada Januari 2010 dan memiliki Universal Studios, hotel, dan museum, menjadikannya tujuan wisata terkemuka di Singapura.

Resort World Sentosa: Saat ini, Genting Group beroperasi di tiga negara Asia: Resort World Genting di Malaysia, Resorts World Sentosa di Singapura, dan Resorts World Manila di Filipina. Resor-resor tersebut diklaim telah menarik jutaan orang.

Gurita Bisnis Lim Kok Thay: Ternyata dia kaya bukan hanya dari resor perjudian. Dia dikenal memiliki banyak bisnis di bidang lain, seperti operator pelayaran hingga kelapa sawit.

Satu operator pelayaran terbesar ketiga di dunia adalah Genting Hong Kong Limited (dulu Star Cruises Limited). Tercatat ada 18 unit kapal pesiar di armadanya.

Selain itu, Genting Group menawarkan kepadanya berbagai layanan, termasuk pengembang properti, minyak dan gas, pembangkit listrik, bioteknologi, dan kelapa sawit, yang merupakan komoditas utama Malaysia.

Bahkan perusahaan negara telah terdaftar di bursa saham lokal. Pun juga berlaku untuk perusahaan yang terkenal gagal di Hong Kong dan Singapura.

Menurut Forbes.com, kekayaan Lim mencapai 2,8 miliar USD, atau 40,6 triliun rupiah, berdasarkan kurs Rp14.500 per dolar AS. Dengan dompet setebal itu, dia dianggap sebagai orang terkaya ke-11 di Malaysia, atau berada di peringkat 1.174 orang terkaya di seluruh dunia.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *